Arti Menjadi Pengajar Muda
Mulai Mengenal Diri Kemudian Mengenal Indonesia
Becoming The True You
Kalimat
yang mewakilkan diriku setelah 11 bulan menjalani status
sebagai Pengajar Muda (PM) dari Indonesia Mengajar (IM). Tidak terasa, bahwa 11
bulan ini benar-benar membentukku menjadi pribadi yang akan paham tentang “diriku sendiri”. Mengapa diriku? Karena menjadi
Pengajar Muda menurutku adalah kesempatan terbaik masa muda mengenal dan
menerima diri.
Bukan mengutuk diri atas ketidakmampuan
dalam merubah. Justeru yang muncul adalah perubahan dalam diri sendiri. Awalnya
cukup kaget dengan peran dan tugas yang diemban selama menjadi PM, namun ternyata
kata ‘kehendak’ yang menjadi teman proses selama ini. Sehingga ada dua hal yang
berubah. Bisa diri sendiri bahkan bisa merubah orang lain. Tentu perubahan perilaku
yang lebih positif.
![]() |
Pemandangan Alam Loksado |
Satu proses yang tak terlewatkan adalah tentang bagaimana sebuah ‘cara pandang’ yang terinternalisasi ke dalam habitus. Semakin ke sini aku pun yakin bahwa pembentukan ‘pola pikir’ ini tidak mudah dan hanya memungkinkan jika dilakukan. Banyak perlawanan datang dari dalam diri, bisa karena Pola pikir ini akan menjadi asset yang sangat berharga buat diri sendiri atau akan ber-impact kepada oranglain.
Ibarat gelas dan air. Jika gelas penuh
dengan air, maka jangan pernah menutup diri untuk memasukkan air yang baru. Anggaplah
gelas itu tidak pernah penuh. Gelas adalah otak kita dan air merupakan ilmu,
jika saja gelas itu tak mampu menerima air yang baru tentu dia akan bisa keruh
dan tak berubah. Nah, itulah kusebut sebagai proses learning.
Sebelas purnama dengan multi peran di
masyarakat, tentu tak akan mudah meraihnya untuk purna tugas. Apalagi ketika
berhadapan dengan kondisi yang tidak ideal dan tidak mendukung terhadap tujuan.
Di situlah diperlukan ‘pola pikir’. Jika fokus kepada kekurangan tentu sedikit
pun kondisi tidak dapat dirubah. Jika fokus kepada potensi di depan mata tentu bisa
diupayakan perubahan semaksimal mungkin.
Arti menjadi Pengajar Muda: becoming
the true You. Kata – kata sederhana ini membawaku sebuah pengalaman yang
membentuk diriku, mulai dari keberanian. Ketika berani keluar dari zona nyaman,
tentu zona yang tidak aman itu akan menjadikan kita tangguh terhadap kondisi
apa pun. Teringat kata Bapak Anis Baswedan, “Ketika kamu menjadi Pengajar Muda
tentu setiap hari kamu akan dihadapkan dengan masalah – masalah – dan masalah. Ke
depan setalah kamu merasakan satu tahun mengenal Indonesia, masalah tersebut
akan menjadi sebuah hal biasa buatmu, di situlah kamu akan mengerti menjadi
sebuah Pengajar Muda’. Pola pikir tentang masalah lahir dari sebuah pandangan, besar-kecilnya
masalah tersebut tergantung orang yang melihat. Bisa besar bagi oranglain, bisa
kecil bagi dirimu, atau sebaliknya.
Masa muda adalah masa “trial error’
untuk membentuk diri. Benar, salah, baik, jahat, dan segala hal tentang masa
muda akan terbentuk jika berani keluar “confort zone’. Dengan keluar, maka gelas
tadi akan terisi kembali dengan hal-hal yang baru. Hal baru tersebut akan
terfilter sendiri dengan prinsip sendiri. Itulah apa yang kusebut sebagai becoming
the true you.
Makna Pengabdian
Dengan memilih menjadi Pengajar Muda
aku pun semakin menguatkan pemahaman bahwa pengabdian itu bukan tentang hadir
dan sadar penuh di pelosok negeri. Bukan juga tentang mengabdikan diri haruslah
mengorbankan segala sesuatu. Pengabdian juga bukan tentang apa yang bisa kamu
beri. Bukan tentang jauhnya, bukan tentang banyaknya pengorbanan, bukan juga
tentang perubahan. Justeru menghitung hari mundurku di sini membawa pemahaman
bahwa konsep pengabdian itu tentang bagaimana memberi diri dengan segala apa
yang kamu miliki, dengan segala kondisi.
Sederhananya; profesi yang kamu miliki
jadikan wadah pengabdian. Apa pun yang bisa kamu beri, segeralah. Karena untuk
bangsa ini kita harus benar-benar menjadi pioneer untuk kemajuan. Mulai dari
dri sendiri kemudian akan muncul oranglain, bahkan akan muncul sebuah gerakan.
Tentang memberi itu ….
Bisa tentang materi dan non-materi. Sebegitu
kakunya dahulu aku memandang kata ‘pengaabdian’. Hari ini aku pun semakin paham
tentang apa yang bisa dilakukan untuk kemajuan bangsa. Mulai dari hal kecil, mulai dari hal
sederhana, dan mulai dari sekarang.
Menjadi Pengajar Muda itu adalah awal
diriku memaknai dan membersamai apa yang disebut mengisi cita–cita bangsa. Tanggung
jawab sebagai pemuda bangsa adalah mengisi kemerdekaan yang sudah dihadiahkan oleh
seluruh pahlawan Indonesia yang telah mati di medan juang. Mungkin puluhan tahun
lalu bahkan ratusan tahun yang lalu. Saatnya orang muda yang merasakan seluruh
sudut sumber kebahagiaan di bangsa ini dijadikan sebagai wadah mengabdi.
Jika suatu hari generasi setelah aku
bertanya, “apa hal yang terbesar kamu lakukan untuk bangsa ini?” Jawabku adalah
diriku. Bisa tentang pengabdian, bisa tentang pengorbanan, bisa tentang
memberi, bahwa bisa tentang mengisi kemerdekaan. Tetapi yang terpenting adalah
memberi diri.
Setelah Hari Ini
Proses baru akan segera dimulai. Setelah
ini akan ke mana? Tentu jawabanku adalah kembali bertunas di tempat baru. Setelah
menjalani satu tahun mengabdikan diri di penempatan, segala ilmu yang telah
kuterima akan kukembalikan ke negaraku. Bukan tentang besar-kecilnya ilmu itu
yang kudapat, tetapi bagaimana aku bisa berpengaruh bagi orang di sekitarku.
Bisa saja berpengaruh bagi orang terdekatku,
keluarga, teman, bahkan lingkungan. Ilmu itu akan kutransfer bagi orang-orang
yang ingin membentuk diri, bagi bangsa bahkan bagi lingkungan mereka. Arti menjadi
Pengajar Muda adalah bagaimana mencintai Indonesia seutuhnya mulai dari mencintai
diri sendiri. Selamat bertunas ....
Tags : Linimasaku