Lima Kompetensi yang Wajib Dimiliki Anak Sosiologi
Kesempatan kerja untuk anak sosial
cukup luas, sama seperti jurusan lain. Namun jika kesempatan tersebut dibandingkan
dengan jurusan yang lain, jurusan sosial sering terbatas baik. Baik dalam kuota
atau pun persaingan. Hal tersebut bukan karena keterbatasan ruang kerja untuk
anak sosial, melainkan karena ketimpangan kompetensi yang dimiliki. Siapa pun akan
percaya bahwa untuk meraih sesuatu background pendidikan bukan seratus
persen berpengaruh, namun ada banyak faktor-faktor lain yang mempengaruhi. Salah
satunya adalah kompetensi.
Setiap lembaga merekrut calon
kerja dengan kompetensi tertentu. Sebuah perusahaan juga memerlukan kompetensi
yang baik untuk seseorang bisa direkrut jadi anggotanya. Bukan hanya gelar
sarjana saja.
Dalam artikel ini dijelaskan ada
lima kompetensi yang wajib dimiliki anak sosiologi agar bisa bersaing dengan
jurusan lain. Anak sosial yang identik dengan hubungan dengan masyarakat tentu harus
bisa memaksimalkan diri untuk meraih kompetensi ini sejak duduki di bangku
perkuliahan. Sehingga ketika tamat tidak merasakan perbedaan yang signifikan
terhadap kompetensi kerja yang harus dimiliki dalam dunia pekerjaan.
Kompetensi ini bukan natural datangnya,
melainkan ada usaha yang harus dikerjakan untuk meningkatkan kemampuan ini. Memang
tidak mudah meningkatkannya, melainkan akan selalu ada insight baru setiap
pengalaman, perjalanan, pekerjaan, dan lain sebagainya. Jadi apa pun profesi
yang didambakan oleh anak sosial, pastikan terlebih dahulu memiliki lima
kompetensi ini.
1. Adaptability
Adaptabilty adalah
kemampuan untuk mempertahankan efektivitas pada suatu saat mengalami
perubahan-perubahan besar dalam tugas-tugas atau lingkungan pekerjaan,
menyesuaikan diri secara efektif untuk bekerja dalam struktur, proses, persyaratan,
atau budaya kerja yang baru. Adaptability di sini bukan saja
kemampuan untuk bisa hidup bersama dengan lingkungan baru, melainkan mampu
mengaktualisasikan diri ke dalam sistem yang mengatur seseorang dalam
bertindak. Dalam bidang pekerjaan misalnya seseorang dihadapkan dengan peraturan
yang berlaku dalam lembaga tersebut. Untuk bisa melakukan pekerjaan dengan baik,
seseorang diharapkan bisa melakukan pekerjaan ini dengan baik.
Adaptabilty di sini dapat dilihat dari perilaku seperti:
- Mencoba memahami perubahan yang ada,
- Responsif terhadap perubahan situasi,
- Mendeskripsikan perubahan dan mendekati perubahan sesuatu dengan positif,
- Menyesuaikan diri terhadap perubahan perilaku.
Kelima jenis perilaku utama ini sebaiknya
mulai ditumbuhkan sejak bangku perkuliahan. Agar setelah tamat dari kuliah,
tidak merasakan perbedaan lagi dengan apa yang dibutuhkan lingkungan sekitar. Anak
sosial yang intens membahasa tentang masyarakat, community development,
intervensi, dan perubahan masyarakat tentu harus diawali kemampuan untuk
beradaptasi. Beradaptasi dengan norma yang baru, beraptasi dengan lingkungan
baru, dan beradaptasi dengan kondisi baru.
2. Analytical Thinking
Analytical Thinking adalah kemampuan untuk mengidentifikasi
isu, masalah, serta peluang, membandingkan data dari berbagai sumber untuk bisa
mampu menarik kesimpulan, kemudian menggunakan pendekatan yang efektif untuk
memilih serangkaian tindakan atau menyusun solusi yang tepat, mengambil
tindakan yang konsisten dengan fakta yang berlaku dengan konsekuensi yang ada.
Anak Sosiologi diharapkan mampu meningkatkan kemampuan analisis berpikirnya untuk bisa mendapatkan pengalaman yang maksimal, baik dalam bidang pekerjaan atau pun dalam kehidupan sehari – hari. Anak sosial pasti sudah terbiasa mengidentifikasi masalah yang ada di sekitar. Jangan lupa untuk selalu memikirkan fakta berdasarkan data yang ada. Sehingga dalam situasi sulit apa pun seorang anak sosial bisa mengambil kesimpulan, solusi, dan mempertimbangkan konsekuensi yang ada.
Adapun perilaku utama dari analytical
thinking dapat dilihat dari:
- mampu mengenali isu, masalah dan peluang,
- mampu mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya,
- menerjemahkan informasi tersebut ke dalam pemahaman yang lengkap,
- merumuskan pilihan,
- memilih tindakan yang paling sesuai.
Analytical thinking ini sangatlah penting dimiliki anak sosial. Kemampuan ini bisa tumbuh ketika kita berani mengambil langkah yang berbeda dari orang lain kebanyakan. Artinya, anak sosiologi harus keluar dari zona nyamannya sendiri, untuk menargetkan hal-hal yang ingin dicapai. Persaingan antara anak sosial dan ilmu eksakta akan sangat terasa ketika anak sosiologi tidak mampu mengumpulkan data, mengolah, dan merumuskan pilihan terbaik untuk sebuah pekerjaan. Data ini bisa dimaksud dari internal atau pun eksternal untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.
3. Communication
Kemampuan untuk menyampaikan
informasi dan gagasan secara jelas melalui berbagai variasi media kepada
individu atau kelompok dengan cara yang melibatkan hadirin dan membantu mereka
memahami dan mengingat pesan yang disampaikan.
Adapun perilaku utama yang dapat
dilihat dari kompetensi ini adalah:
- memahami komunikasi dari orang lain,
- mempertahankan perhatian pendengar,
- memastikan pemahaman.
Communication di sini tidak terbatas tidak terbatas hanya komunikasi biasa. Kemampuan bahasa asing dan lokal juga dibutuhkan. Anak sosiologi sebaiknya mampu beradaptasi dengan lingkungan berbeda bahasa dengan dirinya.
4. Facitilitating Change
Facilitating change adalah
kemampuan seseorang untuk mendorong orang lain untuk mencari kesempatan
melakukan pendekatan-pendekatan yang berbeda dan inovatif dalam menghadapi
masalah dan peluang, memfasilitasi terjadinya penerapan dan penerimaan perubahan
di tempat kerja.
Adapun perubahan perilaku yang
dapat dilihat dalam kompetensi ini adalah:
- Mendorong terjadinya pendobrakan batasan,
- Menghargai pendekatan lain,
- Memberikan penghargaan atas perubahan,
- Mengatasi terjadinya penolakan terhadap perubahan,
- Mengelola kompleksitas dan pertentangan.
5. Gaining Commitment
Gaining commitment adalah
kemampuan untuk menggunakan teknik dan gaya interpesonal yang sesuai untuk
membuat orang lain dapat menerima suatu gagasan atau rencana, menyesuaikan
perilaku dengan tugas yang ada, situasi, maupun orang lain yang terlibat.
Adapun perubahan perilaku yang dapat dilihat dalam kompetensi ini adalah:
- Memperjelas situasi saat ini,
- Mampu membuka diskusi dengan orang lain,
- Mengembangkan gagasan orang lain dan diri sendiri,
- Memfasilitasi gagasan,
- Menggunakan kaidah-kaidah pokok untuk membangun hubungan interpesonal yang baik, dilibatkan dalam diskusi-diskusi, serta berimpati.
Lima kompetensi ini bukan datang
sendiri, melainkan ada proses pertumbuhan di dalamnya. Tidak instan dan tidak
datang tanpa usaha. Setiap kompetensi ini sudah disertakan juga perilaku utama
sebagai rujukan untuk bisa jadi bahan panduan.
Tags : Jurnal Sosiologi Pendidikan Pengembangan Diri