Anak Sosiologi Wajib Tahu: Chicago School & Frankfurt School
Perkembangan ilmu sosial banyak dipengaruhi atau bahkan dimulai dari dua mazhab atau school, yani Chicago School dan Frankfurt School. Pemikiran ini dilandasari berbagai hal atas pengamatan situasi pada masa itu. Pada artikel ini saya akan menjelaskan tentang kedua mazhab tersebut.
1. Chicago
School (Mazhab Chicago)
Pada masa antara perang dunia kedua, sosiologi Amerika
didominasi oleh University of Chicago yang menghasilkan banyak karya Sosiologi
dan mendidik banyak mahasiswa yang selanjutnya mengajar di universitas Amerika
lain. Walaupun mazhab Chicago menaruh perhatian yang luas dalam berbagai topik,
baik dalam teori atau penelitian empiris, mereka terkenal dalam Sosiologi
perkotaan dan pendekatan interaksionalisme simbolik. Karena terkesan kemajuan
pesat dari mazhab Chicago,masuknya berbagai bangsa, ras, dan agama, serta
karena dipengahuri pemikiran humaniora, sejumlah Sosiolog terutama E. Burgess,
R. Mackenzie, R. Park, dan L. Wirth mengembangkan teori perkotaan yang khas
sementara para mahasiswa mereka menyelenggarakan kajian mendetail mengenai kota
itu.
Asumsi dominan dalam teori itu adalah bahwa kota
menunjukkan cara hidup yang lebih radikal daripada pedesaan. Teori ini didasarkan
pada prinsip ekologi kurban (urban ecology), yaitu bahwa tekanan dan
kekuatan-kekuatan yang berkompetisi dalam satu ruang terbatas menciptakan sejumlah
wilayah secara alami yang masing-masing dihuni oleh kelompok sosial yang
berbeda.
Wilayah dan kelompok itu menjadi subjek penelitian yang
kemudian melahirkan studi tentang antara lain hobo, skid row, keluarga
negro, dan ghetto Yahudi. Studi ini didasarkan pada etnografi, sebuah metode
yang juga digunakan untuk mempelajari seluk beluk pekerjaan di kota: musisi,
dokter, pelayan restoran, misalnya.
George H. Mead |
Penelitian kualitatif menjadi yang paling utama dilakukan dan tentu saja pengamatan partisipasi. Tradisi etnografi di Chicago sering dikaitkan dengan interaksionalisme simbolik, yakni kajian mengenai wilayah perkotaan, kelompok sosial dan pekerjaan didasarkan pada konstruksi identitas yang dihasilkan oleh interaksi antara persepsi orang lain pada dirinya. Perhatian ini didukung teori mula-mula dari W. Thomas kemudan George H. Mead yang lebih penting. Dalam waktu yang sama, ada penekanan utama oleh karya W. F. Ogburn tentang kumpulan informasi statistik mendetail dari komunitas lokal.
2. Frankfurt School (Mazhab Frankfurt)
Sebuah gerakan yang berpengaruh
dalam Marxisme kontemporer. Mazhab Frankfurt adalah sekelompok
ilmuwan sosial yang bekerja pada The Institute of Social Research (1923 –
1950) yang berhubungan dengan University of Frankfurt. Keanggotaan mazhab
ini didominais oleh orang Yahudi sehingga sebagai sebuah kelompok mereka hidup
dalam pembuangan selama kekuasaan Nazi. Institusi itu berpindah ke Colombia
University, New York, kemudian kembali ke Frankfurt pada tahun 1949.
Walaupun
menonjol ada tulisan-tulisan teoritis mengenai epistemologi, Marxisme dan Kebudayaan,
kelompok itu melakukan penelitian empiris yang penting di Amerika mengenai
rasisme dan prasangka yang diterbitkan dalam The Authoritarian Personality (1950).
Tokoh penting dalam kelompok itu antara lain Adorno, Benjamin, E. Fromm, M. Horkheimer
dan Marcuse.
Theodor W. Adorno |
Anggota Mazhab Frankfurt memiliki banyak minat dan sumber
pengaruh. Mereka terutama terpengaruh oleh pemikiran Marx, tetapi berutang
intelektual juga kepada Freud dan Weber. Mereka melakukan penelitian mengenai
audiens musik, sastra, dan radio pada satu sisi terlibat dalam kajian teoritis
mengenai epistemologi dan teori ilmu sosial di sisi lain. Prinsip utama dari
argumen mereka dalah sebagai berikut:
- Kritik terhadap kapitalisme tingkat lanjut. Anggota-anggota Mazhab Frankfurt menggabungkan analisis Marx tentang kapitalisme dengan analisis rasionalisasi Weber. Walaupun rasionalisasi bermula sejak masyarakat pra-kapitalis, mereka berpendapat bahwa kedua bentuk sosial itu telah berkelindan: rasionalisasi menyediakan sarana untuk mencapai tujuan kapitalisme. Mazhab Frankfurt memandang masyarakat kontemporer secara pesimistik: rasionalisasi menyediakan disiplin yang keras sementara kapitalisme memberikan sehimpun hubungan sosial yang eksploitatif. Meskipun ada banyak tenakanan, anggota mazhab ini melihat sedikit kemungkinan akan adanya perubahan sosial revolusioner.
- Kritik terhadap ekonomisme. Mazhab Frankfurt ini menggunakan pandangan Marxisme dalam mengusulkan sintesis Marx dan Weber. Dalam mengkritik ekonomisme, mereka mengeluhkan beberapa teori versi toeri Marxis terutama teori yang memandang sekonomi sebagai satu-satunya kekuatan dalam perubahan sosial. Hasilnya adalah penekana pada peran kebudayaan yang lebih besar dari Marxis lain.
- Kritik terhadap positivisme. Anggota mazhab Frankfurt mengkritik epistemologi yang mereka anggap mendominasi masyarakat Barat, yaitu positivisme, yang mengganggap pengetahuan berakar pada, dan diuji oleh, kecerdasan. Mereka agak mendukung rasionalisme yang mana dialektika pemikiran menyingkap arus kontradiksi yang diselesaikan hanya untuk kembali muncul dalam selubung baru.
- Hubungan dengan Freud: Inovasi teoritis mereka yang lain adalah penyatuan psikoanalisis terutama psikoanalisis Fredian ke dalam pemikiran mereka tentang masyarakat. Hal ini menunjukkan variasi lain Marxisme: teori tentang kebutuhan dan hasrat manusia dibutuhkan untuk melengkapi teori struktural masyarakat.
Referensi:
Tags : Jurnal Sosiologi