KUANTITATIF? PAHAMI DULU VARIABEL DAN JENIS - JENISNYA!
"Sebelum
melakukan penelitian ke lapangan. Seorang mahasiswa atau peneliti terlebih
dahulu menyelesaikan sebuah proposal. Di dalam proposal ini terdapat hal yang
dikerjakan. Dari pendahuluan, teori yang berhubungan, dan sampai metode
penelitian. Di metode penelitian ini, kita akan menentukan, apakah menggunakan
metode kuantitatif, kualitatif, atau mix metode. Jika kita memilih metode
dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, maka terlebih dahulu kita memahami
metode tersebut. Salah satu topik yang sangat perlu untuk diketahui adalah
tentang variabel. Karena dalam variabel inilah nantinya kita akan memulai
sebuah rancangan dan sebagai alur proses penelitian."
![]() |
Metode Penelitian |
Variabel
adalah suatu atribut, nilai/ sifat dari objek, individu/kegiatan yang mempunyai
banyak variasi tertentu antara satu dan lainnya yang telah ditentukan
oleh peneliti untuk dipelajari dan dicari Informasinya serta ditarik
kesimpulannya. Contoh:
Jika kita membicarakan mengenai mahasiswa, hal itu belum dapat dikatakan
variabel. Sebab mahasiswa saja hanya merupakan sebuah konsep. Tetapi jika kita
sudah membicarakan mengenai Mahasiswa Fakultas Teknik, Mahasiswa Fakultas
Ekonomi, itu artinya kita sudah bisa dikatakan membicarakan variabel, karena
Mahasiswa Fakultas Teknik, Mahasiswa Fakultas Ekonomi itu termasuk kategori. Contoh lain, pekerja
merupakan objek mempunyai beberapa
variabel berikut:
No.
|
Variabel
|
Jenis Variabel
|
1.
|
Usia
|
variabel
yangg memiliki nilai numerik
|
2.
|
Tingkat
pendidikan
|
variabel
numerik/kategori
|
3.
|
Bidang
pekerjaan
|
variabel
kategori
|
Jenis-jenis variabel penelitian
|
Variabel Independent
dan Dependent
|
Variabel
bebas atau independent kadang-kadang
disebut variabel prediktor, treatment,
stimulus, penyebab, input dan
lain-lain adalah variabel yang dimanipulasi untuk mengamati efeknya terhadap
variabel tergantung. Variabel
tergantung atau terikat atau dependent disebut
variabel akibat atau output adalah variabel yang diukur untuk mengetahui
pengaruh dari variabel bebas.
![]() |
Hubungan Variabel Independet dengan Dependent |
Variabel Intervening
|
Variabel intervensi adalah variabel mediasi mengacu pada proses abstrak yang tidak secara langsung diamati diantara variabel independent dan dependent. Ini variabel hipotetik. Variabel ini dianggap sebagai variabel yang dapat menjelaskan keterkaitan variabel bebas dan terikat tetapi tidak dapat dipertanggungjawabkan, mungkin karena tidak diperhitungkan, tidak dapat diindentifikasi atau tidak dapat diukur. Pada titik ini variabel intervening adalah konsep abstrak yaitu argumen hipotetik yang diusulkan seorang peneliti setelah penelitian selesai dilakukan berupa saran untuk agenda penelitian mendatang.
![]() |
Hubungan Variabel Intervening |
Variabel
Moderating
|
Variabel moderating adalah variabel mediasi yang sudah diidentifikasi, diukur dan dipertanggungjawabkan mempengaruhi keterkaitan variabel independent dan dependent .Kedudukan variabel moderating adalah memoderasi pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung. Dengan demikian variabel moderating memberi efek memperlemah pengaruh.
![]() |
Variabel Moderating |
Variabel Control
|
Variabel
kontrol adalah variabel yang menyebabkan hubungan variabel bebas dan tergantung
tetap konstan. Variabel ini mengeliminasi dampak yang diakibatkan dari adanya
variabel-variabel moderating.
![]() |
Variabel Control |
Variabel Asing (Extraneous)
|
Variabel
extraneous atau variabel asing adalah
faktor-faktor dalam lingkungan penelitian yang mungkin memiliki efek terhadap
variabel dependent, tetapi tidak diketahui keberadaanya. Variabel
asing sangat berbahaya karena dapat merusak validitas sebuah penelitian. Jika
memang tidak dapat dikendalikan, variabel asing harus setidaknya dipertimbangkan
ketika menafsirkan hasil.
Skala Pengukuran
|
Terdapat 4 jenis skala pengukuran, yakni :
Skala Nominal
Angka yang diberikan
pada objek/ variabel pengukuran hanya memiliki arti sebagai label saja (asal
bisa dibedakan). Tidak memiliki tingkatan.
Contoh skala nominal
No.
|
Universitas
|
Jumlah dosen
|
1.
|
USU
|
1.256
|
2.
|
Unimed
|
1.009
|
3.
|
UISU
|
234
|
4.
|
UMI
|
375
|
5.
|
ULM
|
442
|
Skala Ordinal
Angka yang diberikan pada objek/variabel
pengukuran mengandung pengertian tingkatan. Contoh skala ordinal:
No.
|
Universitas
|
Jumlah Mahasiswa
Baru
|
1.
|
USU
|
20.089
|
2.
|
UNAND
|
14.568
|
3.
|
UNRI
|
13.721
|
4.
|
UNILA
|
8.674
|
5.
|
UGM
|
4.665
|
Skala Interval
Angka yang diberikan
pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat ordinal ditambah sifat jarak/
interval. Contoh skala interval, suhu udara dapat
berkisar antara -4° hingga 40° C. Jika termometer menunjukkan 0° C, bukan
berarti tidak ada suhu, tetapi hanya sebagai penunjuk bahwa suhu saat itu
tergolong rendah.
Skala Rasio
Angka yang diberikan
pada objek/ variabel pengukuran mengandung sifat interval ditambah sifat yang
mampu memberikan keterangan tentang nilai absolut variabel yang diukur. Artinya
apabila menunjuk angka 0 (nol), maka berarti benar-benar nol, tidak ada, atau
kosong. Contoh skala rasio Jumlah komponen mesin yang
diproduksi per batch adalah 1.000.000 komponen. Bila dalam
suatu batch menunjukkan angka produksi 0, maka artinya adalah
pada saat itu tidak dilakukan proses produksi sehingga tidak ada outputproduksi.
Hubungan Antar Variabel
|
Ada
tiga kategori hubungan variabel, yakni hubungan simetris, hubungan tidak
simetris, dan hubungan timbal balik.
1. Hubungan Simetris
|
Hubungan
Simetris adalah hubungan manakala variabel yang satu tidak disebabkan oleh
variabel lainnya. Hubungan variabel yang simetris mempunyai ciri- ciri sebagai
berikut: Kedua
variabel merupakan indikator dari konsep yang sama. Misalnya : Kualifikasi guru yang baik adalah
tingkat pendidikan dan pengalaman mengajarnya. Variabel tingkat pendidikan dan
variabel pengalaman mengajar merupakan hubungan simetris, sebab kedua variabel
tidak saling mempengaruhi. Tingkat pendidikan tidak dipengaruhi oleh tingkat
mengajar, demikian pula sebaliknya.
Variabel
merupakan akibat dari faktor yang sama misalnya:
tes seleksi masuk universitas yang ketat menyebabkan banyak calon yang jatuh,
tetapi juga dapat meningkatkan prestasi mahasiswa. Hubungan tersebut adalah asimetris,
karena tidak ada hubungan antara calon mahasiswa yang jatuh dengan kenaikan
prestasi mahasiswa.
Variabel memiliki ikatan fungsional
misalnya : Kekuasaan mengalami kaitan fungsi dengan tugas dan tanggung
jawab. Akan tetapi tidak berarti kekuasaan dipengaruhi oleh tugas dan
tanggung jawab. Atau sebaliknya, tugas dan tanggung jawab ditentukan dan
dipengaruhi kekuasaan.
Hubungan
kebetulan misalnya
: Anak pandai tidak lulus, tetapi anak bodoh lulus dengan baik. Jadi, tidak ada
hubungan antara bodoh dengan kelulusan, dan pandai dengan kegagalan. Hubungan simetris dengan
empat ciri di atas jarang digunakan dalam penelitian ilmu sosial, termasuk
penelitian pendidikan.
2. Hubungan Tak Simetris
|
Hubungan
tak simetris ditandai dengan adanya hubungan atau kaitan antar variabel yang
satu dengan yang lainnya. Hubungan tersebut bisa hubungan pengaruh, sumbangan,
atau kontribusi, atau pun hubungan sebab akibat. Oleh karena itu hubungan tak
simetris merupakan inti dari penelitian ilmu sosial, termasuk penelitian
pendidikan. Hubungan yang terjadi biasanya dalam bentuk hubungan positif dan
fungsional. Hubungan
positif biasanya terdapat hubungan yang searah. Misalnya, makin tinggi tingkat
pendidikan guru, maka makin tinggi kualitas pengajaran. Demikian pula makin
rendah kompetensi guru, makin rendah hasil belajar siswa. Akan tetapi makin
tinggi kompetensi guru makin rendah hasil belajar. Maka hubungan tersebut
adalah negatif atau berbanding terbalik.
Sedangkan
yang dimaksud dengan hubungan fungsional adalah kedua variabel (variabel bebas
dan variabel terikat) menunjukkan adanya kaitan fungsi. Misalnya, adanya
pengaruh, adanya sumbangan atau kontribusi, atau menjadi penyebab variabel
lainnya. Secara statistik sumbangan atau pun pengaruh dapat dihitung besarnya.
Ada beberapa ciri dari hubungan tidak simetris, antara lain sebagai berikut:
Hubungan Stimulus-Respon
|
Stimulus
berasal dari luar individu, sedangkan respons adalah reaksi atau jawaban dari
individu. Hubungan yang terjadi biasanya dalam bentuk pengaruh dan efek dari
variabel pengaruh atau variabel bebas terhadap variabel terikat atau
terpengaruh / respon. Misalnya:
Pengaruh metode belajar terhadap hasil belajar, pengaruh bimbingan kelompok
terhadap kesanggupan menyesuaikan diri, pengaruh kepemimpinan demokratis terhadap
kepuasan kerja.
Penelitian
dapat menggunakan metode eksperimen atau metode ex post de facto. Hubungan disposisi-responsApabila stimulus datan
dari luar, disposisis sudah berada dalam diri individu itu sendiri, yakni
berupa kecenderungan untuk menunjukkan respons tertentu pada situasi tertentu. Contoh
disposisi antara lain sikap, kebiasaan, dorongan, kepercayaan, nilai. Sedangkan
respons ditunjukkan dalam bentuk
perilaku individu. Misalnya : Hubungan antara kebiasaan membaca dengan
kemampuan berbahasa, hubungan antar sikap antara profesi keguruan dengan
kemampuan mengajar, hubungan antara motivasi belajar dengan prestasi belajar
yang dicapainya. Hubungan ini banyak digunakan dalam penelitian pendidikan.
Hubungan Karakteristik
Individu
|
Yang
dimaksud dengan karakteristik di sini adalah sifat atau sikap yang relatif
menetap dalam individu, misalnya jenis kalamin, tingkat pendidikan, agama,
usia, pengalaman kerja, keahlian atau jurusan. Contohnya adalah jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan keahlian guru dalam hubungannya dengan sikap terhadap
profesi keguruan. Jenis hubungan karakteristik individu dengan perilaku dapat
pula dikombinasikan dengan ciri hubungan pertama dengan ciri hubungan kedua.
Caranya ialah dengan memasukkan karakteristik individu sebagai variabel kontrol.
Misalnya : Pengaruh kompetisi guru terhadap prestasi belajar siswa ditinjau
dari tingkat pendidikan dan jenis kelamin.
Hubungan Antara Cara
Dengan Tujuan
|
Misalnya:
Hubungan antara lamanya
belajar dengan hasil belajar yang dicapainya, hubungan antara banyaknya
pekerjaan rumah dengan prestasi belajar di sekolah. Penelitian di bidang ilmu
sosial dan pendidikan pada umumnya menggunakan hubungan tak simetris, seperti
disposisi-respons, karakteristik individu dengan perilaku, stimulus-respons, dan
dalam hal tertentu hubungan antara tujuan dengan cara.
3. Hubungan Timbal BaliK
|
Hubungan
timbal balik adalah hubungan yang ada pada suatu saat variabel yang satu
menjadi penyebab variabel yang lain, dan pada saat lain terjadi sebaliknya.
Jadi pada suatu saat variabel X mempengaruhi variabel Y, dan pada saat yang
lain variabel Y mempengaruhi variabel X. Misalnya: siswa
yang biasanya belajar teratur ternyata berprestasi tinggi. Pada suatu saat tiba
giliran bahwa suatu siswa yang berprestasi tinggi menyebabkan belajar teratur.
Di
antara ketiga pola hubungan antar variabel di atas, yaitu hubungan simetris,
hubungan tak simetris, dan hubungan timbal balik, hubungan yang paling banyak
digunakan dalam penelitian ilmu sosial dan pendidikan adalah pola hubungan tak
simetris dan hubungan timbal balik.Hubungan simetris bisa terdiri dari dua
variabel, dan bisa juga lebih dari dua variabel. Hubungan dua variabel ada yang
bersifat bivariat dan ada yang bersifat multivariat.
Untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang metode penelitian mampir di sini ya.
https://www.youtube.com/channel/UCm8bBMRAZvKOiag6KdsKU5Q/videos?view_as=subscriber Semangat dan jangan lupa bahagia selalu mengerjakan penelitiannya.
Untuk mengetahui lebih banyak lagi tentang metode penelitian mampir di sini ya.
https://www.youtube.com/channel/UCm8bBMRAZvKOiag6KdsKU5Q/videos?view_as=subscriber Semangat dan jangan lupa bahagia selalu mengerjakan penelitiannya.
Tags : Metopel